Vakum 5 Tahun Garap Bidadari Jakarta

| |






Linda Fanencia Rachman akhirnya kembali menerjuni dunia hiburan yang membesarkan namanya. Usai vakum lima tahun lamanya, ia kini menggarap film Bidadari Jakarta.

Apa saja yang ia kerjakan selama tak muncul di layar kaca selama lima tahun? Berikut ini wawancara singkat dengan Linda di seputaran Hotel Indonesia, Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Apa kabar? Kemana saja tak muncul di layar teve?

Saya kebetulan vakum sementara. Mungkin bisa dibilang lebih dari lima tahun tidak tampil di layar kaca, baik off air maupun on air. Tapi mulai sekarang saya akan fokus di film layar lebar. Mulai produksi 7 Januari 2010. Saya jadi orang di belakang layar.

Kenapa di balik layar?

Memang sudah saatnya saya fokus di belakang layar dan ini film pertama. Serunya, cerita film layar lebar ini true story. Saya menikmati sekali. Soalnya, film tentang human trafficking berjudul Bidadari Jakarta.

Konsep awal dan besarnya seperti apa?

Catatan harian dari teman-teman yang aku kumpulkan jadi satu dan akhirnya jadi film. Semuanya saya siapkan sampai persiapan post produksinya.

Ada kesulitan? Soal biaya, bagaimana?

Lumayan sulit tapi saya kan dibantu Mas Nanang dan teman-teman lainnya. Untuk saya biaya sebuah film itu standar.

Artis yang terlibat? Syutingnya di mana?

Saya ingin ambil yang baru, tapi di sebuah film itu tetap dan harus membutuhkan artis berpengalaman. Akhirnya saya lihat Poppy Bunga, dan ternyata sesuai karakter yang saya mau. Selain Poppy, saya juga ambil artis Keith Foo. Syutingnya di Jakarta dan Pulau Seribu yang tak berpenduduk.

Menyibukan diri di film, apakah karena memang tak ada tawaran?

Tawaran di depan layar masih ada. Namun fesyen saya sudah tidak. Kebetulan saja memang ingin vakum.

Tak muncul bukan karena trauma?

Itu perjalanan hidup dan itu membuat saya lebih berhati-hati melangkah. Banyak hal dan bertambah usia yang membuat jadi berbeda. Vakum di rumah biasanya menjaga anak dan menulis konsep film. Intinya, sebenarnya saya ingin berarti bagi keluarga.

Itu yang membuat jadi tertutup?

Terkadang apa yang kita bicarakan tidak sesuai dengan pemberitaan dan tidak semuanya harus diceritakan terus terang. Kan tidak ada yang melarang. Ini hanya sedikit membatasi diri.

Sumber : Inilah.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

wow...
keren nih film...
tentang trafficking woman...
semoga sukses filmnya...
mendingan film ginian daripada cerita hantu ga jelas...

salut...

sundul up up gan...

Anonim mengatakan...

Kyknya ni film bagus, tp sayangnya :

1. Posternya jelek. Kyk bikinan anak smp yg baru belajar croping gambar ditempel jadi satu. Bikin yg bagus donk. Poster adlh slh satu media publikasi. Otomatis org juga akan menilai isi film dari kualitas posternya..apa gk malu tuuh

2. Ms mencantumkan blog gratisan di poster

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan Anda Disin ^^